Cara Menyimak Pembacaan Puisi
Baca Puisi
Cara Menyimak Pembacaan Puisi
Kalian tentu sering menyaksikan kontes-kontes bintang di televisi, misalnya Indonesian Idol, AFI, KDI, API, dan lain-lain. Dalam setiap penampilan peserta kontes, kita menyaksikan bagaimana dewan juri mengomentari setiap penampilan kontestan. Komentar yang dilontarkan bermacam-macam, ada yang memuji, menunjukkan kelebihan, menunjukkan kelemahan, dan sebagainya. Semua komentar merupakan tanggapan terhadap penampilan kontestan.
Yang dimaksud menanggapi pembacaan puisi berarti memberikan komentar, pendapat, dan kritik terhadap pembacaan puisi berdasarkan kriteria pembacaan puisi yang baik. Kriteria-kriteria yang dimaksud, misalnya, penghayatan, pelafalan, dan penampilan. Seorang komentator dapat memberikan tanggapan terhadap pembacaan puisi dari aspek-aspek tersebut.
1. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Memberikan Tanggapan Pembacaan Puisi
Ketika memberikan tanggapan terhadap pembacaan puisi secara lisan, hal-hal sebagai berikut harus diperhatikan:
a. ketepatan, yaitu kesesuaian tanggapan dengan hal yang ditanggapi
b. kelancaran, yaitu ada tidaknya hambatan ketika menyampaikan tanggapan
c. kewajaran, berhubungan dengan cara penyampaian tanggapan yang tampak wajar, tidak berlebihan, dan tidak tampak dibuat-buat
d. penggunaan bahasa, meliputi pilihan kata, susunan kalimat dan intonasi.
2. Memberikan Tanggapan Pembacaan Puisi
Bapak/Ibu guru akan menayangkan rekaman pembacaan puisi atau menunjuk salah seorang temanmu untuk membacakan puisi. Simaklah pembacaan puisi tersebut dengan cermat. Pusatkan perhatianmu pada bagaimana teknik pembacaannya, misalnya penghayatan, pelafalan, dan penampilannya. Puisi yang dibaca, misalnya, puisi “Pidato Seorang Demonstran” yang sudah dipelajari sebelumnya atau misalnya puisi berikut ini.
Diponegoro”’Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak Gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.””
””’
”””””MAJU
”Ini barisan tak bergenderang berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti.
Sudah itu mati.”””’
MAJU
download rekaman bapak doeng, pengertian intibilitas, rekaman doengBagimu Negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditinda
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai.
Maju
Serbu
Serang
Terjang (Chairil Anwar, 1943)