Sejarah Pembesar Suara
Sejarah Pembesar Suara
Pembesar suara merupakan transduser elektroakustik yang menukar isyarat elektrik kepada bunyi. Pembesar suara menolak satu perantaraan menurut denyutan isyarat elektrik, dengan itu menyebabkan gelombang bunyi terhasil dari mana ia boleh diterima oleh telinga. Pembesar suara (dan transduser elektroakustik yang lain) ialah unsur paling banyak kepelbagaian dalam sistem audio moden dan biasanya bertanggungjawab bagi kebanyakan perbezaan bunyi apabila membanding sistem-sistem berlainan.
Istilah ‘pembesar bunyi’ boleh merujuk kepada transduser individu (dikenali sebagai ‘pemacu’), atau kepada sistem lengkap yang terdiri daripada kotak pembesar suara yang mengandungi satu atau lebih pemacu. Untuk menghasilkan julat frekuensi yang luas dengan memuaskan, kebanyakan sistem pembesar suara memerlukan lebih dari satu pemacu, terutamanya bagi aras tekanan bunyi atau kejituan tinggi. Pemacu individu digunakan bagi menghasilkan kembali julat frekuensi berlainan. Pemacu-pemacu tersebut dinamakan subwufer (frekuensi amat rendah), wufer (frekuensi rendah), pembesar suara julat sederhana (frekuensi serdahana), twiter (frekuensi tinggi) dan kadang kala supertwiter, optimum bagi frekuensi bunyi tertinggi boleh dengar. Istilah bagi pemacu pembesar suara berbeza bergantung kepada aplikasi. Dalam pembesar suara dua hala, tidak terdapat pemacu “julat-pertengahan”, dengan itu tugas menghasilkan kembali bunyi julat pertengahan jatuh kepada wufer dan twiter. Stereo rumah menggunakan julukan “twiter” untuk frekuensi tinggi manakala sistem audio profesional untuk konsert mungkin menggelar pemacu frekuensi tinggi sebagai “HF” atau “high”. Apabila pemacu berganda digunakan dalam satu sistem, satu “rangkai penapis”, dipanggil lintasan, memisahkan isyarat mendatang kepada julat frekuensi berbeza, dan melencongkan isyarat tersebut ke pemacu yang sewajarnya. Sistem pembesar suara dengan n jalur frekuensi berlainan disebut sebai “pembesar suara n-hala”: sistem 2-hala akan mempunyai pembesar suara wufer dan twiter; sistem 3-hala terdiri dari gabungan wufer, julat sederhana dan twiter atau subwufer, wufer dan twiter.[perlu rujukan]
Bagaimana pengeras suara yang digunakan untuk bekerja ??
Pengeras suara pertama kali digunakan elektromagnet karena besar, kuat magnet permanen tidak tersedia pada biaya yang wajar. Kumparan elektromagnet, yang disebut bidang gulungan, adalah energi oleh arus melalui sepasang kedua koneksi ke driver. Hal ini biasanya disajikan berliku peran ganda, bertindak juga sebagai sebuah kumparan tersedak penyaringan catu daya dari amplifier loudspeaker yang terhubung.
Riak AC di saat ini adalah dilemahkan oleh aksi melewati kumparan tersedak. Namun, frekuensi garis AC cenderung memodulasi sinyal audio dikirim ke kumparan suara dan ditambahkan ke dengungan terdengar dari perangkat suara sampai reproduksi bertenaga.
Kualitas sistem loudspeaker sampai 1950-an, oleh standar modern, miskin. Perkembangan terus menerus dalam desain kandang dan bahan telah menyebabkan peningkatan signifikan didengar. Perbaikan yang paling penting dalam perbaikan modern speaker dalam materi kerucut, pengenalan suhu tinggi Adhesives, meningkatkan bahan-bahan magnet permanen, perbaikan teknik pengukuran, dibantu komputer desain dan analisis elemen hingga.
Fungsi-Fungsi Dari Speaker
Membuat suara
Pada dasarnya, speaker merupakan mesin penterjemah akhir, kebalikan dari mikrofon. Speaker membawa sinyal elektrik dan mengubahnya kembali menjadi getaran untuk membuat gelombang suara. Speaker menghasilkan getaran yang hampir sama dengan yang dihasilkan oleh mikrofon yang direkam dan dikodekan pada tape, CD, LP, dan lain-lain. Speaker tradisional melakukan proses ini dengan menggunakan satu drivers atau lebih.
Diafragma
Sebuah drivers memproduksi gelombang suara dengan menggetarkan cone yang fleksibel atau diafragma secara cepat. Cone tersebut biasanya terbuat dari kertas, plastik ataupun logam, yang berdempetan pada ujung yang lebih besar pada suspension. Suspension atau surround, merupakan ratusan material yang fleksibel yang menggerakkan cone, dan mengenai bingkai logam pada drivers, disebut basket.
Ujung panah pada cone berfungsi menghubungkan cone ke voice coil. Coil tersebut didempetkan pada basket oleh spider, yang merupakan sebuah cincin dari material yang fleksibel. Spider menahan coil pada posisinya sambil mendorongnya bergerak kembali dengan bebas dan begitu seterusnya.
Magnet
Proses spaker coil bergerak, kembali ke posisi semula dan seterusnya adalah sebagai berikut. Elektromagnet diposisikan pada suatu bidang magnet yang konstan yang diciptakan oleh sebuah magnet permanen. Kedua magnet tersebut, yaitu elektromagnet dan magnet permanen, berinteraksi satu sama lain seperti dua magnet yang berhubungan pada umumnya. Kutub positif pada elektromagnet tertarik oleh kutub negatif pada bidang magnet permanen dan kutub negatif pada elektromagnet ditolak oleh kutub negatif magnet permanen. Ketika orientasi kutub elektromagnet bertukar, bertukar pula arah dan gaya tarik-menariknya. Dengan cara seperti ini, arus bolak-balik secara konstan membalikkan dorongan magnet antara voice coil dan magnet permanen. Proses inilah yang mendorong coil kembali dan begitu seterusnya dengan cepat. Sewaktu coil bergerak, ia mendorong dan menarik speaker cone. Hal tersebut menggetarkan udara di depan speaker, membentuk gelombang suara. Sinyal audio elektrik juga dapat diinterpretasikan sebagai sebuah gelombang. Frekuensi dan amplitudo dari gelombang ini, yang merepresentasikan gelombang suara asli, mendikte tingkat dan jarak pergerakan voice coil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa frekuensi dan amplitudo dari gelombag suara diproduksi oleh diafragma.
Speaker tradisional memproduksi suara dengan cara mendorong dan menarik elektromagnet yang menyerang cone yang fleksibel. Walaupun drivers pada dasarnya memiliki konsep yang sama, namun ukuran dan kekuatan yang dimiliki berbeda-beda. Tipe-tipe dasar drivers antara lain : woofers, tweeters, dan midrange.
Woofers merupakan tipe drivers yang paling besar yang dirancang untuk menghasilkan suara dengan frekuensi rendah. Tweeters memiliki unit-unit yang lebih kecil dan dirancang untuk menghasilkan frekuensi paling tinggi. Sedangkan midrange, mampu menghasilan jarak frekuensi yang berada di tengah-tengah spektrum suara.
Untuk dapat membuat gelombang frekuansi yang lebih tinggi, diafragma drivers harus bergetar lebih cepat. Hal ini lebih sulit dilakukan dengan cone yang berukuran besar karena berarti, massa cone tersebut juga besar. Oleh sebab itu, sulit mendapatkan drivers yang kecil untuk dapat bergetar cukup lambat agar dapat menghasilkan suara dengan frekuensi sangat rendah.
Sistem crossover pada speaker elektronik
Pada prakteknya, speaker elektronik memerlukan pemisahan antara woofer dengan daerah lain secara elektronik, yaitu dengan cross over aktif. Dalam hal ini, terdapat beberapa sistem cross over, yaitu sistem dua jalur dan tiga jalur.sistem seri dan paralel.
1. Sistem Dua Jalur
Penggunaan speaker elektronik yang paling sederhana adalah sistem 2 jalur atau sistem bi-amp, yang bisa memberi hasil yang memuaskan. Keuntungannya adalah pengecilan distorsi TIM (transient intermodulation) dan bisa menyetel bass dan treble secara mandiri. Frekuensi peralihan dipilih 340 Hz (di atas frekuensi resonansi asli). Hal ini dirancang untuk penggunaan kotak speaker kecil. Bila anda menggunakan sub woofer untuk kanalbawah ini, dan harus diubah dibawah 100 Hz. Frekuensi resonansi untuk kotak lebih besar 20-40 Hz, kotak sedang 40-80 Hz, kotak kecil 80 Hz keatas.
Daya power amplifier B1 sebagai pengendali woofer dipilih sesuai kebutuhan kita. Daya woofer SP1 perlu dilebihkna dari daya amplifier, karena sistem umpan balik akan banyak menambah tenaga yang diberikan ke woofer. Untuk ruang biasa daya amplifier yang cocok 20-30 Watt. Hendaknya dipilih power amplifier yang cocok untuk penggunaan nada rendah dan mempunyai faktor damping besar. Speaker SP2 bisa menggunakan tweeter saja (tweeter dan super tweeter, mid range dan tweeter ataupun mid range dan super tweeter) dengan pemisahan konvrnsional menggunakan crossoveraktif, yang akan memberikan hasil memuaskan. Pilihan lain untuk sistem bi-amp adalah penggunaan speaker lengkap dalam kotak kecil sebagai SP2 dan sub woofer untuk kanal bawah yang terpisah.
2. Sistem Tiga Jalur
Sistem ini mirip dengan sistem 2 jalur, namun di sini nada tengah dipisahkan dengan band pass filter. Ada beberapa kemungkinan yang bisa diambil mengenai speaker-speaker.
- Pilihan pertama: SP1 woofer, SP2 mid range, SP3 tweeter.
- Pilihan kedua : SP1 sub woofer, SP2 mid range, SP3 super tweeter (frekuensi peralihan di bawah 100 Hz dan di atas 15 KHz).
- Pilihan ketiga : SP1 sub woofer, SP2 speaker lengkap (woofer, mid range, tweeter dengan cross over pasif), SP3 super tweeter. Persyaratan power amplifier sama dengan sistem 2 jalur.
Penyetelan P3 dilakukan melalui pendengaran pada sistem yang sudah terpasang. Mula-mula dari sisi ground diputar perlahan sampai dengungan yang menyatakan adannya osilasi. Penyetelan optimum didapat dengan memutarnya mundur sedikit dari posisi mula-mula.
3. Sistem Empat Jalur
Pada sistem empat jalur crossover aktif dibagi menjadi titik frekuensi peralihan masing-masing adalah di bawah 100Hz (super bass), 100Hz sampai 500Hz (suara bass tengah), 500Hz sampai 5KHz (suara tengah) dan di atas 5KH suara tinggi (tweeter). Output crossover aktif empat jalur masing-masing diperlukan power amplifier yang dayanya berbeda dari daya terkecil tweeter sampai daya terbesar super woofer, juga diperlukan speaker yang diameternya berlainan pada masing-masing jalur frekuensi, diameter speaker terkecil tweeter dan diameter terbesar super woofer.
Crossover aktif tiga jalur bisa juga dikombinasi untuk keperluan empat jalur jika spesifikasinya menunjang sistem empat jalur. Untuk menyetel supaya detail suara mendekati suara natural setelah semua peralatan dan tata kabel yang benar-benar ditata rapi, jika tata kabel tidak rapi bisa timbul osilasi dan distorsi yang bisa menurunkan kualitas suara.
Rangkaian speaker aktif adalah transduser yang mengubah sinyal elektrik ke frekuensi audio (suara) dengan cara menggetarkan komponennya yang berbentuk selaput.
Rekaman yang terbaik, dikodekan ke dalam alat penyimpanan yang berkualitas tinggi, dan dimainkan dengan deck dan pengeras suara kelas atas, tetap saja hasilnya suaranya akan jelek bila dikaitkan dengan speaker yang kualitasnya rendah.
Sistem pada speaker adalah suatu komponen yang membawa sinyal elektronik, menyimpannya dalam CD, tape , dan DVD, lalu mengembalikannya lagi ke dalam bentuk suara aktual yang dapat kita dengar. Speaker adalah sebuah teknologi menakjubkan yang memberikan dampak yang sangat besar terhadap budaya kita. Namun disamping semua itu, sebenarnya speaker hanyalah sebuah alat yang sangat sederhana.